Welcome to Mahesa Jundulloh: September 2015 | Mahesa Jundulloh | Islam | Statistics

Quote

"A happiness is a simple thing to feel. It just needs your sincerity to all you have"

Thursday, September 17, 2015

Prayer of the Day

Begitu banyak kenikmatan yang Engkau beri ya Rabb.... 
Tapi sangat sedikit yang hamba syukuri... 
Ya Illahi Rabbi, aku bersimbah sujud di hadapan-Mu... 
Perkenankan hamba meresapi setiap makna illahiah dalam hati hamba... 
Jikalau semua titian kehidupan yang pernah hamba toreh ternyata cacat di mata-Mu, maka ampuni hamba ya Rabb....... 
Engkaulah Dzat Yang Maha Pengampun.... 
Allohu Ghaffur


UNTAIAN HIKMAH: Sebuah Goresan di Mobil

Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu.

Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.

Thursday, September 10, 2015

Gerakan Subuh Berjamaah: Harapan Kebangkitan Bangsa


2015 semoga menjadi tahun kebangkitan bagi Indonesia. Ya, setidaknya, ini menjadi angin segar bagi bumi pertiwi yang perekonomiannya tengah terpuruk saat ini. Kebangkitan yang berawal dari hal sederhana, yaitu membumikan gerakan sholat subuh berjamaah di masjid.

Bahagia rasanya ketika beberapa waktu lalu dapat info berita yang tersebar secara viral di media sosial. Berita pertama adalah tentang peresmian "Gerakan ITS Cinta Shubuh" di masjid Manarul Ilmi, masjid kampus Institut Teknologi Sepuluh November pada tanggal 29 Agustus 2015. Masya Allah, peresmian ini dilakukan usai sholat subuh berjamaah yang jamaahnya berjumlah sekitar 5000, terdiri atas mahasiswa baru ITS, civitas academica lainnya, maupun masyarakat umum. Dan yang membuat saya kagum, dalam peresmian GICS, Bapak Rektor ITS pun turut hadir dan memberi sambutan. Dalam sambutannya, Rektor ITS menginginkan MABA muslim ITS tidak hanya mencari gelar dan ilmu semata. Namun, mencari bekal untuk di akhirat terutama untuk mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT. Ada pun alasan ia memilih waktu subuh karena mempunyai banyak manfaat dari sisi kerohanian, jasmani, dan rezeki. Ahh..... Ini bapak rektor kece banget... Baarokalloh ya Pak...

Tidak berbeda jauh dengan kabar baik dari provinsi Jawa Timur, provinsi Jawa Barat pun sepertinya tidak mau kalah. Walau saya terlahir dan asli Jawa Tengah, entah mengapa hati saya pun terpaut di provinsi ini. Alasannya sederhana, karena memang di bumi pasundan inilah saya diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mengenyang pendidikan sarjana saya di green kampus sekaligus kampus rakyat IPB. Kedengerannya memang sederhana, tapi bagi saya itu adalah hal yang luar biasa. Bukan apa-apa, di kampus inilah saya bisa belajar banyak tentang arti kehidupan yang sesungguhnya. Sebuah kesempatan yang sungguh tiada terkira yang sudah Allah berikan karena di kampus inilah saya berjumpa dengan sahabat seperjuangan yang sholih dan sholihah tapi mereka sangat menginspirasi dan berprestasi. Banyak hal yang kemudian menyemangati saya untuk terus belajar memperbaiki diri dalam banyak hal walau saya akui hingga saat saat ini si faqir ini masih jauh dari kesempurnaan.

Loh, ko jadi ngalor ngidul koyo ngene. :) Ok kembali ke topik ya...

Wednesday, September 9, 2015

Para Penjaga Wahyu - Film Penghafal Al-Qur'an



Menghafalkan Al-Qur'an butuh tekad yang kuat. Lewat film ini kita mendapatkan beberapa resep dari para ustadz dan santri Griya Qur'an soal bagaimana menghafal Al-Qur'an.

Semoga Allah selalu memudahkan jalan kita untuk dekat dengan-Nya :)

Presented by WANT Production @filmmakermuslim & Griya Qur'an

in Association with Zanetta Production

Sunday, September 6, 2015

Siapa tahu pada siapa hidayah menyapa?


Abu Tholib
Umayyah bin Abi Salt

Salah dua contoh ORANG BAIK di jaman kerosulan yang berasal dr kaum Quraisy, tetapi hidayah pun tidak kunjung menyapa mereka..

Umayyah (bersifat terpuji, menghindarkan diri dari ritual2 jahiliyah, orang yang baik) yang selalu berharap dirinya menjadi Nabi.... Suatu ketika ia menghadap Nabi Muhammad SAW untuk menanyakan tentang deklarasinya sbg Rosululloh melalui syair-syair yang begitu indah, ROSUL SAW menjawabnya dengan melantunkan surah Yasin.. Setelah itu, umayyah pergi, merenung, dan mengakui kenabian ROSUL SAW.
Ia pun memutuskan hijrah ke Syam untuk melakukan perenungan.. Hingga pada satu ketika setelah perang Badar, ia memutuskan kembali ke Mekah untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Namun, di Mekah ketika dia tahu ada keluarganya yang meninggal dalam perang badar dan dikubur di sumur badar, ia pun lantas merasa sangat sedih berkepanjangan hingga ajal menjemputnya sebelum ia berucap syahadat..

Masya Allah...
Kadang ada rasa disayangkan..
Ketika ada Orang2 baik yang hampir saja masuk islam... Tapi tak sampai berucap syahadat, ia sudah dipanggil-Nya..

Begitulah hidayah..
Mutlak hanya Allah yang memiliki kuasa kepada siapa layak untuk menyapa.



 لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَىٰهُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ 
 إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Artinya: "Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)."
QS. Al-Baqarah [2] : 272 

Kita yang sudah mendapat hidayah, mari berdoa kepada Allah agar hingga akhir hayat kita. Iman, islam dan ihsan selalu bersama kita..

Yaa muqollibal qulub.. Tsabbit qulubana 'ala diinik...

Saturday, September 5, 2015

Keep dreaming high!

"Usia 30 ingin selesai doktor (pakai beasiswa) dan bisa selesai hafalan 30 juz. Lalu menjadi dosen tetap di perguruan tinggi sambil mengajar Tahfidz Qur'an... Aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan.. Mempunyai rumah yang nyaman dan bisa mendirikan bisnis dengan rekayasa sosial yang bermanfaat untuk umat... Mohon bantuan untuk didoakan ya..."

Pada 5 September 2015 dengan memberanikan diri, saya update status untaian doa seperti di atas melalui facebook account saya.

Bukan karena riya.. bukan.. bukan itu..

Lagi pula itu jika melihat judulnya, saya belum melakukan itu semua..
Itu hanyalah sekelumit cita saya yang ingin sekali saya gapai...
Satu kalimat di akhir pun sebetulnya itu yang menjadi alasan saya melakukan update status itu..

Benar.. saya ingin didoakan oleh saudara-saudara seiman saya agar turut mengaminkan apa yang menjadi doa saya.. Hanya itu!!

Sementara masalah apa yang menjadi cita saya, semoga ALLAH SWT membimbing saya agar menempatkan "harapan akan kerifhoan-Nya" sebagai arah tujuan.. Aamiin ya mujibassailim...

Lalu, apa itu riya?


Riya berasal dari kata ru’yah (penglihatan) sebagaimana sum’ah berasal dari kata sam’u (pendengaran) dari sekedar makna bahasa ini bisa difahami bahwa riya adalah ingin diperhatikan atau dilihat orang lain. Dan para ulama mendefiniskan riya adalah menginginkan kedudukan dan posisi di hati manusia dengan memperlihatkan berbagai kebaikan kepada mereka.

Tema postingan apa yang perlu diperbanyak?