Welcome to Mahesa Jundulloh: July 2015 | Mahesa Jundulloh | Islam | Statistics

Quote

"A happiness is a simple thing to feel. It just needs your sincerity to all you have"

Monday, July 13, 2015

Catatan Kecilku tentang Energi Keikhlasan

By Mahesa Jundulloh

Aku melihat sebuah energi luar biasa dari keikhlasan...
Aku mendengar denyut jiddiyah dalam nadi kehidupan..
Itulah sifat muwashoffat tentang inisiatif, kerja keras, ketekunan..
Tak hanya sekedar berhenti dan menerima..
Namun, pribadi yang terus mencari..
Tak terkekang oleh belenggu  kehampaan..

Aku menemukan banyak hal tentang tarbiyah..
Dan itulah yang kau rasakan...
Aku temukan banyak hal dari ukhuwah..
Cerita indah penuh makna "kebijaksanaan"

DOA UNTUK SAHABAT




Ya Allah…
Dalam perjalanan kehidupan ini telah Engkau jadikan bagiku seorang teman.
Sedangkan ia adalah diluar jangkaan dan sangkaan hambaMu ini.
Aku tetapkan baginya satu peraturan yang hanya Allah yang akan menentukan segalanya.

Ya Allah…
Dalam kekalutan begini, dia pergi menyendiri dan hanyalah dititipkan suatu pesanan melalui seorang teman buatku.
Dimanakah salahku wahai Tuhan dan tunjukkanlah dimana silapku.
Jangan Engkau biarkan aku begini tanpa diketahui apakah kesalahan yang telah aku lakukan terhadapnya.

Catatan Tausiyah - Aa Gym (mabit 27 Mei 2014)

 By Mahesa Jundulloh
 Ringkasan kajian bada subuh di Masjid Pondok Indah @ mabit 27 Mei 2014

1. Jika ada seseorang yang menghina, kita seharusnya bersyukur karena apa yang ia hinakan, tak ada apa-apanya dibandingkan dengan aib kita.. "Sabar dan ikhlas"

2. Segala sesuatu yang terjadi adalah sesuai ketetapan Alloh SWT. Semisal: virus MERS mematikan, tapi bukan berarti menyurutkan kita beribadah umroh atau haji. Bahwa segala makhluk itu tertunduk kepada Alloh SWT. Kita hendaknya berikhtiar agar kita bisa mendapat pertolongan Alloh untuk tidak terinfeksi Mers. Tak perlu takut.

3. Ajal itu sudah ada waktunya, tak mengenal syarat usia. Maka persiapkan yang terbaik dengan selalu melakukan hal terbaik yang di ridhoi Alloh SWT

4. Sebentar lagi Pilpres 2014. Alloh itu sudah tahu siapa yang akan menang pilpres. Itulah urusan Alloh yang menetapkan segala sesuatu dengan adil. Lalu, urusan kita adalah meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar dan tawakal. Ingat bahwa setiap tindakan kita akan kita pikul dan dipertanggunggjawabkan di hadapan Alloh, termasuk dalam memilih pemimpin. Saya pribadi (Aa) mendukung Jokowi untuk menyempurnakan tugasnya sebagai Gubernur DKI. Kita tak usah tegang dalam membela siapa pilihan kita, ikhtiar dan doa saja.

6. Tak ada satupun pendakwah yang bisa merubah orang lain kecuali Alloh. Semoga Alloh memberikan hidayah dan taufik kepada kita sebagai umat islam yang beriman.

7. Mendapatkan banyak sekali ujian itu artinya Alloh ingin kita naik kelas. Analoginya adalah seorang guru ketika membuat soal2 ujian untuk muridnya pastinya tidak seenak gurunya sendiri, semua terukur dan tak bertujuan untuk menjerumuskan muridnya.

8. Saat kita tertimpa banyak ujian, tetapi kita merasa beban berat. Artinya, pada saat itu kita masih berpegang kepada selain Alloh SWT.

#catatanku dengan sedikit penyesuaian redaksi

Salam,

Mahesa Jundulloh

KEDUDUKAN MASJID AL-AQSHA MENURUT AL-QUR’AN DAN AL-HADITS

Oleh : Ali Farkhan Tsani

 
 
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Surat Al-Isra ayat pertama yang berbunyi:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkantanda-tanda kekuasaan Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat“. (Q.S. Al-Isra / 17 : 1).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menempatkan Kedudukan Masjid Al-Aqsha sebagai :
1) Nama yang diberikan langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
2) Merupakan tempat singgah Isra Mi’raj Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
3) Merupakan tempat yang diberkahi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

CARA MENDAPATKAN JODOH SECARA SYAR'I

Sumber: 15 Cara & Langkah Mendapatkan Jodoh, Drs. M. Thalib Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
  

(I) Mengusulkan kepada Orang Tua

"Salah seorang di antara kedua wanita itu berkata, 'Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (kepada kita) karena sesungguhnya orang yang paling baik engkau ambil untuk bekerja (kepada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (Al-Qashash: 26).

Ayat di atas mengisahkan dua putrid Nabi Syuaib yang ditolong Musa saat memberi minum domba gembalannya di sebuah telaga. Telaga tersebut saat itu dipenuhi penggembala laki-laki yang menggiring dombanya untuk diberi minum. Setelah menerima pertolongan Musa, salah seorang putrid Nabi Syuaib mendapat kesan mendalam terhadapnya. Setiba di hadapan ayahnya dia menceritakan kejadian tersebut. Nabi Syuaib lalu meminta agar laki-laki yang menolongnya itu dipanggil. Setelah Musa menghadap Nabi Syuaib, salah seorang putrinya mengusulkan agar ayahnya mempekerjakan pemuda ini karena seorang yang kuat lagi jujur.

Aku Ingin Mencintai-Mu (Al-Khawarizmi Voice)


Aku Ingin Mencintai-Mu (cover by Al-Khawarizmi Voice - Akhavo)

Personil Munsyid:
Mahesa Jundulloh
Alfian Nurcholish
Ahmad Fikron
Dani
Rayhan

Tuhan betapa aku malu atas semua yang Kau beri 
Padahal diriku terlalu sering membuat-MU kecewa
Entah mungkin karna ku terlena 
Sementara Engkau beri 
Aku kesempatan berulang kali agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia untuk menghambakanMU
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapanMU
Reff: Aku ingin mencintai-MU
Setulusnya,sebenar-benar aku cinta
Dalam do'a dalam ucapan dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekati-MU selamanya
Sehina apapun diriku
Kuberharap untuk bertemu denganMU ya Rabbi

Friday, July 10, 2015

Beberapa Karya Tulis Ilmiah Mahesa Jundulloh

Berikut adalah beberapa karya tulisan ilmiah hasil penelitian saya (atau bersama tim), Mahesa Jundulloh (Hendra P): 

Prasetya, Hendra (IPB (Bogor Agricultural University), 2011)

Small Area Estimation (SAE) untuk Pemetaan Kemiskinan (Poverty Mapping) yang Efektif Pada Level Kabupaten/Kota di Era Desentralisasi 
Prasetya, Hendra (2010)
Yasin, Ahmad; Adistya, Rizki; Prasetya, Hendra (IPB (Bogor Agricultural University), 2011)
 
Tepung Bonggol Pisang sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Bahan Baku Tepung dari Luar Negeri Bilqisti, Qoiman; Prasetya, Hendra; Susanti (Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, 2010)

Pengaruh Pupuk P (Fosfor) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Mar’ah; Khotimah, Khusnul; Prasetya, Hendra (IPB (Bogor Agricultural University), 2011)
Prasetya, Hendra; Mudapar, Malik; Furry, Citra Ayu; Yuliana, Indah (Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, 2010)
 
Yolanda Sylvia P.; Prasetya, Hendra; Ahmadun (IPB (Bogor Agricultural University), 2011)
Budiman, Vivandra Prima; Prasetya, Hendra; Ariawiyana, Febby (IPB (Bogor Agricultural University), 2009)

Prospek Pengembangan Serat Alam Berbasis Nanotechnology dan Electrospinning (Natural Nanofiber) dari Tanaman Rami (Boehmeria nivea [L.] Gaud) Sebagai Upaya Intensifikasi Perindustrian Nasional Adistya, Rizki; Yasin, Ahmad; Prasetya, Hendra (Bogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor, 2011


Abration, Erotion and Tsunami Handling with Vegetation Optimization and Biological Controlling
Miyasyiwi, Seztifa; Prasetya, Hendra (ADIC Malaysia - 2011)

Bioethanol from Lignocellulose by Pretreatment Method and Using Clostridium Thermocellum
Prabekti, Yolanda Sylvia; Prasetya, Hendra (2011)
 





 

MUI Pusat Terbitkan Buku tentang Kesesatan Syiah




MUI Pusat Terbitkan Buku tentang Kesesatan Syiah Tanda tanya besar masyarakat serta kesimpangsiuran berita, pernyataan dan opini tokoh tentang Syiah akhirnya terjawab dengan terbitnya buku Panduan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengenai aliran dan paham Syiah pada september 2013, dengan judul buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di indonesia.”
 
Buku ini disusun oleh Tim Penulis MUI Pusat yang terdiri dari DR. (HC) KH. Ma’ruf Amin (Ketua MUI Pusat), Prof. Dr. Yunahar Ilyas (Wakil Ketua MUI Pusat), Drs. H. Ichwan Sam (Sekjend MUI Pusat) dan Dr. Amirsyah (Wakil Sekjend MUI Pusat) dengan pelaksana dari Tim Khusus Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian MUI Pusat yang terdiri dari, Prof. Dr. Utang Ranuwijaya, Dr. KH. Cholil Nafis, Fahmi Salim, MA., Drs. Muh. Ziyad, MA., M. Buchori Muslim, Ridha Basalamah, Prof. Dr. H Hasanuddin AF, Dr. H. Asrorun Ni’am Sholeh, MA., Dr. H. Maulana Hasanuddin dan Drs. H. Muh. Faiz, MA.

Jangan Bersedih #AkuSudahHijrah


Aku takkan mungkin bisa mengembalikan sungai ke mata airnya. Kita tak mungkin bisa mengembalikan matahari ke tempat terbitnya. Dan kita juga tak mungkin bisa mengembalikan bayi ke perut ibunya. Apalagi berusaha menjernihkan sesuatu yang keruh yang telah terjadi di masa lampau.

Jika kita terus berkutat dengan peristiwa masa lalu niscaya kita akan terlempar dalam jurang penderitaan. Larut dalam kepedihan masa lalu hanya akan merugikan waktumu yang sekarang dan yang akan datang.

Tenggelam dalam kesedihan hanya akan memporak-porandakan segala kemampuan yang engkau miliki. Waktumu akan terbuang percuma, semangatmu akan lemah dan masa depanmu terancam.
Peristiwa masa lalu hanya perlu kita jadikan pelajaran, bukan sebagai racun yang mematikan.

Karena itu, ketika menyebutkan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh umat-umat terdahulu Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan:
"Itu adalah umat yang telah lalu. Baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan. dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al - Baqarah : 141)


Wednesday, July 8, 2015

I' T I K A A F

Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas  حفظه الله

☑ DEFINISI I'TIKAAF

I’tikaaf berasal dari kata:

 عَكَفَ – يَعْكُفُ – عُكُوْفًا.

Kemudian disebut dengan i’tikaaf:

اِعْتَكَفَ – يَعْتَكِفُ – إِعْتِكَافًا .

I’tikaaf menurut bahasa ialah: “Menetapi sesuatu dan menahan diri padanya, baik sesuatu berupa kebaikan atau kejahatan.”

I'tikaaf berarti: "Tekun dalam melakukan sesuatu. Karena itu, orang yang tinggal di masjid dan melakukan ibadah disana, disebut mu'takif atau 'aakif".[1]

Sedangkan arti i'tikaaf menurut istilah syara' ialah: "Seseorang tinggal/menetap di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan sifat/ciri tertentu"[2]


Tema postingan apa yang perlu diperbanyak?