Simbol Mujahadah dari Bukit Manik | Welcome to Mahesa Jundulloh

Quote

"A happiness is a simple thing to feel. It just needs your sincerity to all you have"

Sunday, October 4, 2015

Simbol Mujahadah dari Bukit Manik

By Mahesa Jundulloh



Ir. Setyorini Pradiyati, seorang sarjana peternakan alumni IPB angkatan 1991 yang kini menetap dan membangun peradaban di dusun Pacet, Kabupaten Bandung. Ibu Rini, demikian ia dipanggil, penampilannya sangat khas dengan jilbab lebar yang menutupi sebagian tubuh mungilnya. Gaya bicaranya yang lantang, bijaksana, sistematik, dan berisi, begitu menunjukan jika beliau sangat berwawasan luas dan merupakan sosok wanita tangguh. Ia adalah penerus Khadijah Alkubro di era modernitas yang penuh ketidakpastian. Walau usianya kini tak lagi muda, tetapi semangatnya dalam berdakwah begitu membara seperti tak pernah kehabisan energi. Pastilah kedua orang tuanya sangat bangga karena telah melahirkan seorang aktivis sosial, ekonomi, bahkan agama.

Jiwa sosial yang sangat tinggi sudah mendarah daging pada diri Bu Rini. Kecintaannya di dunia pendidikan nampaknya juga tidak terbendung. Sejak 2003 Bu Rini mengelola TK ALAM ALIF yang berlokasi di Jl. Raya Pacet Km 07 No.38, Maruyung 01/01, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Melengkapi kemampuannya memimpin sekolah alam itu, pada tahun 2006 Bu Rini sudah mengantongi Akta Mengajar UT. Tentu ini sesuatu yang ia perjuangkan pula. Selain minatnya dalam pengembangan pendidikan pra-sekolah, pecinta film Laskar Pelangi ini ternyata juga menekuni bidang parenting, pembelajaran (tafakur) dari alam, terapi bekam, dan terapi lintah.

Ada banyak hal yang menggelitik dan penting untuk dipaparkan tentang Bu Rini. Guru kehidupan ini adalah seorang muslimah yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Dari cara berpakaian saja sudah terlihat jika beliau sangat taat pada ajaran agama. Selain berpakaian secara syar’i, ternyata ia hobi membaca buku-buku tentang pengobatan herbal dan hijamah dan buku tentang ajaran islam. Beberapa judul buku favorit yang ia baca seperti “Bila Nurani Bicara” dan “Saat Hidayah Menyapa”. Namun, baginya tak ada buku yang lebih ia cintai melebihi kitab Al Qur’an. Dalam blog pribadinya bahkan ia menuliskan bahwa musik favoritnya adalah murottal Al Qur’an. Sungguh kepribadian yang mengandung suri tauladan kebaikan. Apabila banyak umat muslim jaman sekarang yang mulai jauh dari syariat Islam, maka harusnya mereka belajar darinya.

Selain sebagai pejuang pendidikan, Bu Rini juga penggiat pemberdayaan masyarakat miskin berbasis pengembangan ekonomi produktif.  Jalur yang ia tekuni adalah melalui kegiatan peternakan rakyat. Aktivitas ini ditekuninya sejak tahun 1998, yaitu ketika negara ini sedang mengalami krisis moneter. Baginya, memberi sebesar-besar manfaat melalui implementasi ilmu yang ia miliki merupakan upaya yang bisa ia ikhtiarkan untuk berkontribusi dalam memperbaiki ummat, khususnya para peternak miskin.

Pada tahun 2008 Ibu Rini mengajukan diri dalam proses seleksi Program Sarjana Membangun Desa (SMD) yang dicetuskan oleh Ditjen Peternakan Departemen Pertanian secara nasional di seluruh Indonesia. Dalam program tersebut ia membentuk Kelompok Peternak SATWA MANIK. Sungguh keputusan hidup yang mulia karena demi menjalankan program ini ia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan perkantoran di pusat kota Jakarta.

Berdasarkan kondisi Gunung Manik, ia pun mendesain sebuah model kegiatan agribisnis yang berjudul “Pengembangan Agribisnis Peternakan Sapi Potong Terpadu sebagai Belt Safety pada Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan di Wilayah Gunung Manik, Kab Bandung - Jawa Barat”. Desain ini memadukan kegiatan peternakan sapi potong terpadu dan konservasi guna merehabilitasi kondisi wilayah Gunung Manik sebagai salah satu hulu sungai Citarum, yang harus dikembalikan fungsinya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui peternakan rakyat, khususnya pada komoditi sapi potong.

Alhamdulillah, proses seleksi tersebut dilaluinya dengan baik dan ia termasuk dalam 200 sarjana peternakan/kedokteran hewan di seluruh Indonesia yang direkrut dalam Program SMD tahun 2008. Mulailah kegiatan peternakan sapi potong terpadu ini dijalankan. Pada saat itu populasi sapi potong di wilayah tersebut hanya ada 2-4 ekor sapi betina Bantuan Gubernur (Ban-Gub). Namun saat ini, seiring berjalannya waktu, terjadi percepatan yang luar biasa dimana populasi sapi potong meningkat signifikan. Hal ini tentu melibatkan lebih banyak masyarakat untuk dapat merasakan kesempatan menjadi peternak sapi dengan sistem bagi hasil yang adil. Dari satu kelompok peternak, kini telah dimekarkan menjadi 3 kelompok peternak sapi dengan jumlah populasi lebih dari 100 ekor. Kemudian sejak tahun 2010 kelompok peternak SATWA MANIK menerima titipan sapi dari investor. mengelola program investasi penggemukkan sapi, baik untuk kurban maupun untuk dijual, dengan sistem bagi hasil yang proposional. Untuk lebih jelasnya, bisa dibaca pada artikel program investasi sapi kurban dan kemitraan.

Maha Besar Allah yang telah memberikan kekuatan kepada Ibu Rini untuk dapat bertahan di jalan kebaikan yang dirindui. Semoga kita dapat belajar dari shobiroh, showamah, dan qowamah-nya. Semoga kita juga dapat mengejar amaliyahnya dalam berjihad untuk memperbaiki ummat. Dia adalah sosok mujahidah sejati yang masih bersinar dari Bukit Manik.


o0O0o

No comments:

Tema postingan apa yang perlu diperbanyak?