UNTUKMU SANG MUROBBI | Welcome to Mahesa Jundulloh

Quote

"A happiness is a simple thing to feel. It just needs your sincerity to all you have"

Tuesday, October 6, 2015

UNTUKMU SANG MUROBBI


Ditulis oleh: Hendra P (Mahesa Jundulloh)
Blog: mahesajundulloh.blogspot.com

Agenda mentoring serempak ke-2 untuk mahasiswa baru pada Ahad lalu diisi dengan nonton film "Sang Murobbi" bersama. Agak berbeda memang dengan Mentoring ke-1 dua pekan lalu yang diisi Cyber Motivation. 

Agenda dimulai dengan briefing pagi dari pembina untuk para mentor. Setelah itu baru dilanjutkan dengan agenda menonton film "Sang Murobbi" dan mentoring. 

Ada satu cerita menarik yang semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita. Berikut ceritanya. 

Di kampus ini hampir semua mahasiswa berasal dari keluarga berada memang. Gadget mereka saja saya perhatikan bermerk "gambar apel dengan sedikit gigitan". Mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun senior, ke kampus pun banyak sekali yang bermobil. Jarang yang mengenal "angkot". Belum lagi tidak terbayang mahalnya biaya pendidikan di kampus ini

Salah satu peserta mahasiswa baru muslim yang alhamdulillah mau ikut Mentoring, anggap saja bernama dik Fulan, juga sama. Dia berasal dr salah satu sekolah negeri di Jakarta. Ayahnya saat ini menetap di Hong Kong, bekerja di salah satu Bank BUMN dan mendapat tugas penempatan di sana. Dik Fulan tinggal di salah satu bangunan semacam apartemen mahasiswa mewah yang disediakan kampus. Saya coba bandingkan, mungkin biaya kumulatif 2 tahun untuk kosan di Bogor setara dengan biaya bulanan untuk sewa tinggal di situ.

Sebelum acara Mentoring dimulai, para mentor mengikuti briefing terlebih dahulu oleh pembina (Pak R. Saleh) dan juga oleh saya. Kami membuat lingkaran kecil di bagian kiri Musholla. Sebenarnya apa yang disampaikan Pak Saleh dalam briefing sudah cukup membangunkan gelora dakwah. Apa yang Beliau sampaikan adalah tentang niat dan reorientasi menjadi mentor. Tujuannya untuk membangkitkan semangat mereka yang sepertinya sudah mulai kendor. 

Saya tak kuasa sebetulnya ketika diberi kesempatan oleh Pak Saleh untuk memberikan sedikit pengantar dalam briefing itu. Sudah cukup rasanya apa yang beliau sampaikan menjadi pengingat para mentor.
Saat kalimat pertama keluar dr lisan saya, air mata saya sudah berlinang dan jatuh dari pelupuk mata. Sebetulnya malu harus menangis di depan mereka. Sudah coba saya, tapi akhirnya tak terbendung juga. Salah satu mentor yang hadir juga turut berderai air mata. Kami larut dalam keharuan.

Saat itu yang saya bayangkan adalah sosok seorang murobbi yang sampai sekarang masih melekat betul di ingatan saya. Murobbi saya saat di Bogor, dimasa-masa awal saya mengenal tarbiyah. Lebih tepatnya saat saya masih tingkat2 awal kuliah. Sebut saja Beliau adalah ustadz Nurhalim, Lc. Beliau saat ini sedang melanjutkan pendidikan di negeri 2 Benua.


Beliau adalah sosok yang luar biasa bagi saya. Beliau selalu gigih hadir tepat waktu mengisi Mentoring, tidak peduli berapapun peserta Mentoring yang hadir. Seringkali yang hadir Mentoring hanya saya sendiri atau dua orang saja (saya dan rekan saya). 

Beliau berhati lembut. Setiap kata nasihat dan untaian ilmu dari lisan beliau selalu saja menggetarkan hati. Hati beliau begitu jernih, pembawaan Beliau pun begitu tenang. Sebagai seorang dosen pendidikan agama islam, wawasan beliau sangat luas. Hafalan Al Qur’an beliau pun banyak.

Bacaan Al Qur'an beliau sangat merdu. Seringkali saya meneteskan air mata saat mendengar beliau tilawah. Dari situ saya berazam harus bisa membaca Al Qur’an dengan baik, tidak lagi terbata-bata. Dari beliau saya belajar banyak tentang kehidupan. 

Rekomposisi Mentoring di pertemuan kesekian harus dilakukan karena yang hadir selalu saja hanya satu dua orang. Yang lain hadir tanpa konfirmasi. Maklum, saat itu kami masih baru jadi belum2 benar bisa merasakan "betapa indahnya" Mentoring. Awalnya begitu sedih harus berpisah dengan beliau, tapi lama-lama saya terbiasa dengan rekomposisi. 

Sosok beliaulah yang entah mengapa muncul saat saya memberikan briefing kepada para mentor di kampus ini. Sungguh apa yang pernah saya rasakan sebagai mentee bersama Ustadz Nurhalim semoga bisa dirasakan pula oleh para mentee dimanapun mereka berada.

Bagaimana menyentuh hati dengan kelembutan hati. Dengan hal itulah pintu2 hidayah semakin mudah menyapa insya Allah. 

Bukan masalah sebanyak apa ilmu kita. Bukan pula masalah sebagus apa cara berkomunikasi kita. Akan tetapi, setulus apa kita berbagi dengan penuh kelembutan jiwa. Hati hanya dapat disentuh dan didekap dengan hati pula. 

Teruntuk para murobbi/ah dimanapun antum/na berada, terima kasih sudah membimbing kami. Menjadi bagian terindah dalam kepingan mozaik kehidupan kami. Semoga Allah SWT selalu merahmati kalian dan keluarga. 

Terima kasih atas pengorbanan kalian. Hanya doa yang bisa kami berikan, itupun tak sebanding dengan apa yang kalian berikan. Maafkan kami jika kami selalu "bandel" dan "menyusahkan".
Kami sayang kalian karena Allah.

No comments:

Tema postingan apa yang perlu diperbanyak?